Sabtu, 22 Agustus 2020

Ramayana : Sarpakenaka Lena

Karena ajakan damai dari Prabu Rama tak dihiraukan oleh Prabu Dasamuka, perangpun tak kan terelakkan lagi.Terjadi peperangan antara pasukan Prabu Rama dan pasukan Alengka. Satu demi satu, para tokoh Alengka gugur. Para suami Sarpakenaka yang berjumlah 3 orang pun gugur semua. Melihat saumi-suaminya tewas meledaklah kemarahan Sarpakenaka. Mengamuklah Sarpakenaka di medan yuda. Sarpakenaka memiliki sepasang kuku yang kuat dan berbisa dan semburan upas ular susah untuk di taklukkan.  Perajurit Pancawati banyak yang terkena semburan upas Dewi Sarpakenaka, sehingga harus dirawat, bahkan ada juga yang tewas. Tak ingin pasukannya semakin banyak yang tewas, Laksmana  kemudian menghadang Sarpakenaka. Berkali kali ia melepaskan panah pada Sarpakenaka, tetapi panah panah itu hancur terkena semburan upas.





Menyadari yang dihadapinya adalah Laksmana, amarah Sarpakenan perlahan mereda. Sekejam kejamnya Sarpakenaka, sebenarnya  tidak tega juga pada Laksmana, Sejak di hutan Dandaka, Sarpakenaka sudah jatuh cinta kepada Laksmana. Di dalam pertarungan mereka, Sarpakenaka lebih banyak merayunya daripada bertarung yang sebenarnya. Ia selalu mencubit dan mencolak colek tubuh Laksamana. Sehingga Laksmana menjadi risih.

Wibisana sebelumnya telah memberi tahu Laksmana bahwa kelebihan Sarpakenaka juga merupakan  kelemahannya. Sarpakenaka dengan kuku memiliki kekuatan yang dahsyat, banyak perajurit Pancawati terkena sayatan kuku Pancanaka Sarpakenaka banyak pula yang tewas karena kuku Sarpakenaka mengandung racun ular berbisa.

Karena dicolek colek terus menerus oleh Dewi Sarpakenaka. Laksmana Widagda merasa risih,dan  mundurlah ia dari peperangan. Wibisana mencari Anoman dan segera membisikan kepada Anoman agar kedua kuku Sarpakenaka   dicabut. Anoman mendekati Sarpakenaka, Sarpakenaka tidak mengetahui kalau musuhnya sudah bukan Laksmana, tetapi Anoman.  Sarpakenaka tenggelam dalam lautan cinta, Sarpakenaka lena (lengah), dan tercabutlah kedua kukunya oleh Anoman.Dewi Sarpakenaka menjerit kesakitan. Dewi  Sarpakenaka dengan menahan kesakitan, membabi buta menyerang  dengan upas upas yang selalu menyembur dari mulutnya. Ia mencari Laksmana, dan akan membalas sakit hatinya. Ia mengira Laksmana lah yang mencabut kedua kuku Pancanakanya.

Banyak perajurit Pancawati tewas terkena semburan Dewi Sarpakenaka. Untuk menghentikan semakin banyak korban berjatuhan, Laksmana segera melayangkan panah Surawijaya  kepada  Dewi Sarpakenaka. Dewi Sarpakenaka tewas seketika dengan membawa cinta Laksmana..


Untuk membaca kisah lengkap Ramayana silakan Klik Disini.