Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif dan Cara Mengubahnya
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjek dalam kalimat tersebut aktif melakukan predikat.
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjek dalam kalimat tersebut dikenai pekerjaan, atau menjadi sasaran predikatnya.
Misalnya kalimat:
Aku memanggil ibu. (1)
Contoh di atas adalah kalimat aktif karena subjek (Aku) sedang melakukan pekerjaan, yaitu (memanggil). Jadi memanggil adalah predikat. Sementara objeknya (ibu) adalah pihak yang dikenai pekerjaan.
Bandingkan dengan kalimat berikut:
Aku dipanggil oleh ibu. (2)
Berbeda dengan kalimat sebelumya (1), dalam kalimat yang kedua (2) subjek (aku) tidak aktif melakukan pekerjaan, melainkan sedang dikenai pekerjaan. Predikat (dipanggil) dikenakan kepada subjek (aku). Dalam kalimat pasif objek tidak ada, yang ada adalah pelengkap. Pelengkap dalam kalimat pasif biasanya bertindak sebagai pelaku yang melakukan pekerjaan (predikat). Misalnya dalam kalimat (2) di atas, justru ibu (pelengkap) yang melakukan pekerjaan memanggil aku.
Adapun struktur kalimat pasif maupun kalimat aktif adalah sama, minimal terdiri dari subjek dan predikat (S-P) dengan susunan unsur kalimat yang tetap tidak bisa dibalik menjadi (P-S) atau Predikat dahulu kemudian diikuti Subjek.
Maka struktur unsur kalimat dalam kalimat aktif dari contoh (1) dapat diketahui sebagai berikut:
Aku memanggil ibu di dapur
Aku = Subjek
Memanggil = predikat
Ibu = objek
di dapur = keterangan
Jadi, strukturnya adalah SPOK. Kata ‘memanggil’ yang berfungsi sebagai predikat adalah kata yang membutuhkan objek. Maka jika hanya ditulis Aku memanggil adalah kalimat yang rumpang, yang tidak dapat dipahami.
Berdasarkan penjelasan kalimat (2) dapat diketahui struktur fungsi kalimatnya adalah sebagai berikut:
Aku dipanggil oleh ibu.
Aku = subjek
Dipanggil = predikat
Oleh ibu = pelengkap
Pelengkap adalah fungsi kalimat yang melengkapi informasi unsur fungsi tersebut adalah pihak yang melakukan pekerjaan (predikat).
Untuk lebih mudah memahami dan membedakan mana kalimat pasif dan mana kalimat aktif dapat diamati dari predikatnya. Jika predikatnya adalah kalimat aktif (melukakan pekerjaan) yang ditandai dengan imbuhan me- atau ber- atau kata kerja lainnya tanpa imbuhan. Jika dalam sebuah kalimat predikatnya mengandung imbuhan (awalan/prefiks) di- atau ter- maka itu adalah kalimat pasif.
Contoh (1): Yayuk berjalan ke pasar. (kalimat aktif)
Contoh (2): Yayuk membeli sayur. (kalimat aktif)
Contoh (3): Yayuk pulang ke rumah. (kalimat aktif)
Contoh (4): Yayuk tertabrak orang. (kalimat pasif)
Contoh (5): Yayuk dicopet di tengah jalan. (kalimat pasif)
Contoh 1, 2, 3 adalah contoh kalimat aktif. Dalam ketiga contoh kalimat di atas, Yayuk adalah pihak yang melakukan kegiatan: bejalan (1); membeli (2); dan kegiatan pulang (3).
Sementara pada contoh 4,5 Yayuk (subjek) adalah pihak yang justru dikenai pekerjaan, yang ditabrak adalah Yayuk (4), yang dicopet adalah Yayuk (5).
Selanjutnya kita pahami bagaimana cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif. Yang perlu diketahui adalah tidak semua kalimat aktif dapat dipasifkan, begitu pula tidak semua kalimat pasif bisa diubah menjadi kalimat aktif.
Kalimat aktif yang dapat diubah menjadi kalimat pasif harus memiliki fungsi objek. Jik tidak, maka tidak dapat dipasifkan.
Kalimat akitf:
Andi sedang tidur. (a)
Anton menendang bola. (b)
Doni menjemput Anton. (c)
Anto membantu ibu. (d)
Ibu memasak di dapur. (e)
Kelimat kalimat di atas merupakan kalima aktif. Namun tidak semuanya dapat diubah menjadi kalimat pasif. Yang dapat diubah menjadi kalimat pasif adalah b, c, d.
Jika diubah menjadi pasif atau dipasifkan kalimat di atas menjadi:
Bola ditendang Anton (b)
Anton dijempur Doni (c)
Ibu dibantuk Anton (d)
Ketiga kalimat di atas dapat diubah menjadi kalimat pasif karena memiliki objek. Sementara kalimat a dan e tidak dapat diubah menjadi pasif karena tidak ada alatnya.
Andi sedang tidur (a)
Kalimat di atas tidak dapat dipasifkan karena tidak ada pihak yang dapat dijadikan subjek, maka tidak mungkin menjadi kalimat: ditidur Andi. Ini adalah kalimat taksa.
Begitu juga dengan kalimat: Ibu memasak di dapur. Dalam kalimat tersebut tidak ada objeknya yang ada adalah unsur Subjek, Predikat, dan Keterangan. Maka tidak dapat diterima kalimat dengan susunan:
Dimasak ibu di dapur.
Karena tidak ada subjek, maka kalimat di atas tidak dapat disebut sebagai kalimat.
Lain halnya jika kalimat aktifnya memiliki objek misalny: Ibu memasak nasi di dapur.
Kalimat tersebut memiliki struktur fungsi objek yaitu kata ‘nasi’. Karena memiliki objek maka dapat diubah menjadi: Nasi dimasak ibu di dapur. Dalam kalimat ini nasi menjadi subjek yang dikenai pekerjaan.
Semoga bermanfaat, silahkan unduh (download) materi yang sesuai kemudian pelajari untuk lebih mencintai Bahasa Indonesia.